Oleh Irlan Ismail | Ketua Kujang Metal Kota Bogor | Ketua Bapilu Gelora Kota Bogor
PERDANANEWS.com – Ketahanan Pangan di Kota Bogor, Ini yang Bisa Kita Gelorakan. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan individu, yang tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutu, aman, beragam, bergizi, seimbang, dan terjangkau serta yang terpenting tidak bertentangan dengan agama, budaya, dan adat istiadat masyarakat.
Ketahanan pangan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat. Ketika sebuah kota memiliki ketahanan pangan yang baik, berarti ketersediaan, aksesibilitas, keberlanjutan, dan stabilitas pangan terjamin.
Ketahanan pangan juga merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan nasional dan daerah, karena berkaitan erat dengan kesehatan, kesejahteraan, dan produktivitas masyarakat.
Kota Bogor sebagai salah satu kota di Jawa Barat memiliki tantangan dan peluang dalam mencapai ketahanan pangan. Tantangannya adalah bagaimana mengelola lahan pertanian yang semakin terbatas akibat perkembangan kota yang pesat, serta bagaimana mengatasi masalah sampah perkotaan yang berpotensi mencemari lingkungan dan sumber daya alam.
Peluangnya adalah bagaimana memanfaatkan potensi sumber daya manusia, teknologi, dan budaya yang ada di Kota Bogor untuk mengembangkan pertanian perkotaan (urban farming) yang ramah lingkungan dan berdaya saing.
Berdasarkan analisis situasi konsumsi pangan Kota Bogor tahun 2022, konsumsi energi dan protein penduduk Kota Bogor sudah melebihi target yang ditetapkan dalam Renstra DKPP Kota Bogor 2019-2024. Konsumsi energi tahun 2022 (2.089 kkal/kap/hari) lebih tinggi 2,4% dari target yang ditetapkan (2.040 kkal/kap/hari). Konsumsi protein tahun 2022 (61 gram/kap/hari) lebih tinggi 10,9% dari target yang ditetapkan (55 gram/kap/hari). Selain itu, skor PPH tahun 2022 (81) juga lebih tinggi 13,6% dari target yang ditetapkan (71,3).
Kota Bogor, dengan keindahan alam dan iklimnya yang subur, memiliki potensi besar untuk mengembangkan ketahanan pangan yang tangguh dan berkelanjutan sehingga mampu mendukung konsumsi pangan di kota Bogor untuk jangka panjang.
Ketahanan Pangan di Kota Bogor, Ini yang Bisa Kita Gelorakan
Kota Bogor terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia, dan dikenal sebagai “Kota Hujan” karena curah hujannya yang tinggi sepanjang tahun. Keadaan ini memberikan keuntungan bagi pertanian dan produksi pangan di wilayah ini. Namun, untuk mencapai ketahanan pangan yang optimal, ada beberapa aspek yang perlu kita Gelorakan selaku pemerhati kota Bogor.
Pertama, diversifikasi pertanian dalam keterbatasan lahan. Kota Bogor memiliki lahan yang subur dan beragam potensi pertanian, seperti tanaman padi, sayuran, buah-buahan, dan rempah-rempah. Namun, untuk meningkatkan ketahanan pangan, penting untuk mendorong diversifikasi pertanian dengan memperluas produksi komoditas yang beragam. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan dukungan kepada petani dalam hal pengembangan teknik pertanian yang modern, pendidikan mengenai praktik pertanian berkelanjutan, serta penggunaan teknologi pertanian yang canggih seperti irigasi tetes dan sistem pengendalian hama yang ramah lingkungan. Dalam hal ini kita dapat berkolaborasi dengan stakeholder terkait seperti IPB University dan kampus pertanian lainnya.
Kedua, pengembangan pasar lokal. Kota Bogor memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan pasar lokal yang kuat. Dengan mempromosikan produk-produk lokal, seperti hasil pertanian dan produk olahan, masyarakat dapat lebih bergantung pada pasokan lokal dan mengurangi ketergantungan terhadap impor. Pemerintah daerah dapat mendukung ini dengan memfasilitasi pembentukan kelompok tani, memperluas jaringan distribusi, dan memberikan pelatihan tentang pemasaran dan manajemen usaha kepada para petani dan pelaku usaha lokal. Ide saya adalah membuat satu sentra pasar yang terkoneksi secara langsung dengan para petani lokal di Kota Bogor.
Ketiga, peningkatan akses terhadap pangan. Peningkatan akses terhadap pangan yang sehat dan bergizi sangat penting dalam membangun ketahanan pangan di Kota Bogor. Pemerintah daerah dapat memperluas program pangan subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah, membangun pasar rakyat, serta memperluas program pendidikan gizi di sekolah-sekolah dasar sekaligus mengatasi persoalan stunting. Selain itu, promosi pertanian perkotaan / urban farming seperti program Bogor Berkebun ditingkatkan menjadi lebih terintegrasi dengan akses distribusi pasokan rantai pangan di Kota Bogor.
Gerakan Bogor Berkebun tersebut juga dipadukan dengan program pengelolaan sampah lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, termasuk perempuan, dengan memanfaatkan sampah dan lahan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) yang masih kosong atau tersisa. Dengan demikian, gerakan ini tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan kota, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan melalui urban farming berbasis budaya dan teknologi.
Keempat, perlindungan lingkungan. Ketahanan pangan yang berkelanjutan tidak bisa lepas dari perlindungan lingkungan. Kota Bogor sebagai kota hujan perlu menjaga keberlanjutan ekosistemnya agar pertanian tetap produktif dan alam tetap sehat. Penanaman pohon, pengelolaan limbah pertanian yang baik, dan pengendalian erosi tanah adalah langkah-langkah penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan ketahanan pangan.
Salah satu contoh perlindungan lingkungan dari gerakan Bogor Berkebun adalah KWT Berkah MBR di Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur. Kelompok ini memanfaatkan sampah dari TPST 3R Mutiara Bogor Raya untuk memproduksi pupuk organik dan larva BSF (black soldier fly). Larva BSF yang dihasilkan digunakan untuk pakan hewan ternak yang dibudidayakan oleh kelompok itu sendiri, yakni lele dan burung puyuh. Sedangkan pupuk organik digunakan untuk perkebunan organik yang memanfaatkan lahan di area TPST 3R Mutiara. Program seperti ini bisa diduplikasi di banyak kelurahan di Kota Bogor lainnya, terutama di kecamatan Bogor Selatan dan Bogor Barat yang masih memiliki lahan pertanian relatif terbuka dibanding kecamatan lainnya.
Terakhir, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Membangun ketahanan pangan yang kuat di Kota Bogor membutuhkan kolaborasi yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Pemerintah daerah dapat menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan ketahanan pangan, sedangkan masyarakat dan sektor swasta dapat berperan aktif dalam pelaksanaannya. Program kemitraan publik-swasta dalam pengembangan pertanian perkotaan, penyediaan modal usaha bagi petani, dan promosi produk lokal dapat menjadi langkah efektif dalam memperkuat ketahanan pangan di Kota Bogor.
Dalam upaya mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan, perlu adanya komitmen dan kesadaran bersama dari semua pihak terkait. Dengan memanfaatkan potensi alamnya, memperluas diversifikasi pertanian, membangun pasar lokal yang kuat, meningkatkan akses terhadap pangan yang sehat, melindungi lingkungan, serta mendorong kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Kota Bogor dapat menjadi contoh sukses dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan dan menyediakan pangan yang cukup untuk seluruh masyarakatnya.
(red/pni)
Comment