Polemik Rencana Pembangunan Masjid Raya Kota Depok, Ini Sikap PARMUSI

PERDANANEWS.com – Polemik Rencana Pembangunan Masjid Raya Kota Depok. Rencana Pemkot Depok untuk membangun Masjid Agung di lahan bekas SDN Pondok Cina 1 yang terletak di Jalan Margonda, Depok, menuai polemik. Sejumlah pihak menolak rencana tersebut, terutama beberapa orang tua siswa dari Sekolah tersebut. Termasuk persoalan ini pun membetot perhatian politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Sehingga sampai merasa perlu membersamai beberapa orang tua siswa SDN Pondok Cina 1 yang menolak rencana pembangunan masjid Agung Depok tersebut,

Akibat rencana pembangunan masjid Agung Kota Depok tersebut, memantik polemik, ada pihak yang tidak setuju dan ada juga pihak yang mendukungnya. Sehingga rencana tersebut pun, kini belum jelas keputusannya. Apakah tetap akan di lanjutkan atau di batalkan rencana pembangunan masjid Agung Kota Depok tersebut.

Polemik Rencana Pembangunan Masjid Raya Kota Depok, PARMUSI Dukung Pembangunan Masjid Agung Depok Di Lahan Aman

Menyikapi masalah ini, Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Kota Depok berpandangan, mendukung terhadap aspirasi warga Depok yang berkeinginan untuk bisa membangun dan memiliki Masjid Agung Depok.

Meski demikian, menurut Ketua Parmusi Kota Depok Ahmad Suhijriah, pembangunan Masjid Agung Kota Depok itu harus dilukan dengan perencanaan matang dan mendapat dukungan luas dari semua pihak. Sehingga pembangunan Masjid Agung Kota Depok itu, untuk kemaslahatan umat khususnya dan masyakat pada umum.

Polemik Rencana Pembangunan Masjid Raya Kota Depok, Ini Sikap PARMUSI
Ketua Parmusi Kota Depok Ahmad Suhijriah

Karena itu, kata Ahmad, jika rencana pembangunan masjid Agung di areal yang kini memicu polemic, maka bisa saja di lakukan di lokasi lainnya, pada lahan yang tidak merugikan banyak pihak.

“ Pada prinsipnya Parmusi Kota Depok, mendukung rencana pembangunan masjid Agung Kota Depok tersebut. Namun pertanyaannya apakah pembangunan itu harus tetap di laksanakan di lokasi yang saat ini memicu polemik. Kan banyak pilihan  dari lahan lainnya yang lebih aman atau tidak menimbulkan konflik,” ujar Ahmad Suhijriah dalam keterangannya, Ahad 21 Mei 2023.

Menurut Ahmad, rencana pembangunan  masjid Agung itu, bisa saja memanfaatkan dan memaksimalkan lahan yang sudah ada, dengan cara cukup merenofasi Masjid Agung Balai Kota Depok, dengan bangunan lebih lebih besar lagi atau sesuai kebutuhan yang ada. Terlebih di kawasan Balai Kota Depok  itu, masih terdapat lahan kosong di sekitar masjid tersebut.

“Saya kira salah satu opsi dan solusinya atas kebutuhan masjid Agung Depok, bisa memanfaatkan lahan yang ada di Balai Kota Depok. Yaitu memugar atau merenofasi dari masjid Balai Kota yanga ada saat ini, dengan desain bangunan yang lebih luas dan besar, sesuai kebutuhan yang ada. Terlebih di areal tersebut masih ada lahan yang masih bisa di manfaatkan,” ujarnya.

Dengan demikian, kata Ahmad, kebutuhan terhadap masjid Agung Kota Depok, terpenuhi, dengan memanfaatkan lahan yang ada saat ini. Dan pembangunan masjid Agung Kota Depok itupun tidak menyisakan jejak sejarah, karena adanya penolakan dari pihak-pihak tertentu.

“ Yang penting juga kan, bagaimana persoalan ini tidak berlarut-larut. Harus segera ada kepastian opsi dan solusinya terhadap rencana pembangunan masjid agung kota Depok ini,” tegasnya.

Lebih lanjut Ahmad berpadangan, kalaupun pembangunan masjid agug itu nantinya terwujud, bukan berarti sudah selesai kebutuhan masjid Agung itu, bagi warga Depok. Karena yang tidak kalah penting adalah bagaimana keberadaan Masjid Agung itu bukan sekedar sebagai situs tempat peribadatan semata, tetapi juga mampu memberikan solusi terhadap persoalan dan kebutuhan masyaarakat Depok pada umunya.  Seperti bagaimana Masjid itu nantinya mampu menjaga eksisitensinya dalam berbagai bidang, sebagai pusat berkegiatan bagi warga depok. Seperti menjadi pusat kajian dan pengajian, pusat pembangunan kebudayaan Islam di Kota Depok. Memberi efek juga dalam bidang kesejahteraan, dengan mengentaskan kemiskinan.

“ Karena juga menjadi ironi. Bangunan fisik tempat peribadatan di  megah-megahkan, tetapi ternyata hal itu tidak memberi efek apa-apa bagi warga sekitar. Misalnya, ternyata hanya dari beberapa meter, masih ada warga yang kelaparan dan tidak bisa baca tulis Al Quran. Ini yang juga penting nantinya, bagaimana masjid itu memberikan efek dan pengaruh nyata juga bagi warga sekitar,” tegasnya.

Sementara itu terhadap kebutuhan untuk merelokasi SDN Pondok Cina 1, karena alasannya sudah tidak representative lagi untuk penyelenggaraan Pendidikan, mengingat perkembangan di kasawan tersebut yang cukup pesat, kata Ahmad, hal itu suata hal  situasi dan dinamika yang berkembang, yang tidak bisa di hindari. Mengingat realitasnya di Kawasan  margoda dalam dekade belakangan ini, mengalami pembangunan yang sangat pesat.

“ Jika alasan relokasi SDN Pondok Cina 1, karena sudah tidak representative dan tidak lagi kondusif untuk penyelenggaraan sebuah Pendidikan, karena pembangunan di kawasan tersebut yang saat ini pesat, maka itu sebuah realitas juga. Tetapi tentunya itu juga perlu di lakukan kajian yang matang, tidak tergesa -gesa, serta harus ada lahan relokasi yang sudah jelas secara hukum. Dan tentu lebih kondusif keberadaannya untuk penyelenggaraan Pendidikan,” ujarnya.

Nah, kata Ahmad, eks areal SDN Pondok Cina 1 itu nantinya juga bisa dibangun kawasan ekonomi bagi kota Depok. Seperti sentral pengembangan UMKM. Karena di Depok ini, sangat banyak warga yang hidup dari kegiatan UMKM. Namun pihak Pemkot Depok, sejauh ini belum memiliki wadah secara ideal untuk kebutuhan bagi pelaku UMKM.

“ Perkembangan UMKM di Depok ini cukup pesat. Sayang hingga kini belum ada pusat UMKM yang di bangun. Nah di Kawasan Margoda itulah, kenapa tidak di bangun pusat pengembangan UMKM Depok. Itu akan lebih memberikan efek pemanfaatan yang sangat luas bagi warga Depok.  Sementara di sisi lain, kebutuhan untuk punya masjid Agung juga terakomodir, misalnya seperti tadi itu, pembagunannya di lakukan di kawasan Balai Kota Depok, dengan lahan yang ada saat ini dan tidak menimbulkan kontrofersi,” tegasmnya.

Sebelumnya Wali Kota Depok, Mohammad Idris telah menyamaikan mengenai rencana pembangunan Masjid Jami’ di lahan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pondok Cina 1, Margonda.

Menurut Mohammad Idris,  Langkah rencana pembangunan masjid tersebut merupakan sikap mengakomodir dari keinginan masyarakat Depok, khususnya warga muslim yang menyampaikan laporan ke Provinsi Jawa Barat (Jabar), sulitnya mencari masjid untuk shalat di Jalan Margonda Raya.

“Untuk itu, saya disuruh mencari aset di Margonga oleh Pak Gubernur, tapi tanah di Margonda sudah di atas Rp 30 juta per meter, sehingga tidak bisa beli pakai APBN, lalu kata Gubernur cari aset, tanah pemerintah atau tanah negara, ini arahan beliau,” ujar Mohammad Idris.

Ia pun yakin Gubernur Jabar berkomitmen untuk membantu melalui hibah barang untuk pembangunan masjid di Margonda Raya Kota Depok.

(red/pni)

Comment